Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.'
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea
berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan
tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan
sisa metabolisme.
Pada hewan
lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian
hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein
pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein
pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang
belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).
1. Sel-sel
darah
a. sel darah merah atau eritrosis
Pada manusia, sel darah
merah dibuat di sumsum
tulang belakang, Sel
darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.
Sel darah merah (erhtrosit) bentuknya seperti cakram/
bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007
mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta).
Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut
hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung
oksigen.
Fungsi sel darah merah adalah mengikat
oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat
karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Selain itu, sel darah merah juga berperan
dalam penentuan golongan darah.
Fungsi lain dari eritrosit adalah melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen. Berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya. Orang yang kekurangan eritrosit akan menderita penyakit anemia.
b. Sel Darah Putih, atau Leukosit
Fungsi lain dari eritrosit adalah melepaskan senyawa S-nitrosothiol saat hemoglobin terdeoksigenasi, yang juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen. Berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Ketika sel darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya. Orang yang kekurangan eritrosit akan menderita penyakit anemia.
b. Sel Darah Putih, atau Leukosit
Sel darah putih mempunyai inti,
setiap 1 mm3 mengandung 6000 – 9000 sel darah putih. Sebagian sel-sel darah
putih dibentuk dalam sumsum tulang belakang dan sebagian lagi di dalam jaringan
limfa (limfosit dan sel-sel plasma). Sel darah putih tidak
berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler/diapedesis.
Macam-macam sel darah putih.
Trombosit Tidak berinti dan mudah pecah, bentu tidak teratur, berperan dalam pembekuan darah, keadaan normal 1 mm3 mengandung 200.000 – 300.000 butir trombosit. Fungsi utamanya adalah sebagai sistem pertahanan, yaitu untuk mengaktifkan mekanisme pembekuan darah.
Macam-macam sel darah putih.
c. Keping-Keping Darah atau Trombosit
Trombosit Tidak berinti dan mudah pecah, bentu tidak teratur, berperan dalam pembekuan darah, keadaan normal 1 mm3 mengandung 200.000 – 300.000 butir trombosit. Fungsi utamanya adalah sebagai sistem pertahanan, yaitu untuk mengaktifkan mekanisme pembekuan darah.
Mekanisme
pembekuan darah adalah Pada saat terjadi luka
pada permukaan tubuh, komponen darah, yaitu trombosit akan segera berkumpul
mengerumuni bagian yang terluka dan akan menggumpal sehingga dapat menyumbat
dan menutupi luka. Di dalam plasma darah terdapat trombosit yang akan pecah
apabila menyentuh permukaan yang kasar. Jika trombosit pecah, enzim
tromboplastin yang dikandungnya akan keluar bercampur dengan plasma darah.
Selain trombosit, di plasma darah terdapat protombin. Protombin akan diubah
menjadi trombin oleh enzim tromboplastin.
Perubahan protombin menjadi trombin dipicu oleh ion kalsium.
Protombin adalah suatu protein plasma yang pembentukannya memerlukan vitamin K. Trombin akan berfungsi sebagai enzim yang
dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrinogen adalah suatu protein yang terdapat
dalam plasma. Adapun fibrin adalah protein berupa benang-benang
yang tidak larut dalam plasma. Benang-benang fibrin yang terbentuk akan saling
bertautan sehingga sel-sel darah merah beserta plasma akan terjaring dan
membentuk gumpalan. Jaringan baru akan terbentuk menggantikan gumpalan tersebut
dan luka akan menutup.
2. Plasma Darah
Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah
terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.
sumber
wikipedia
No comments:
Post a Comment