Saturday, December 25, 2010

SISTEM INDRA MANUSIA

Sistem indra menjadikan seseorang sadar terhadap lingkungannya. Indra ibarat jendela bagi tubuh manusia. Manusia memiliki lima indra atau biasa disebut dengan pancaindra. Kelima indra tersebut adalah indra penglihatan, indra peraba, indra pendengaran, indra pembau, dan indra pengecap.


   Indra Penglihatan

Indra penglihatan manusia adalah mata. Kita dapat melihat dan mengenal suatu benda yang kita lihat karena adanya kerja sama mata dan otak. Rangsangan yang terjadi di bagian mata akan di teruskan ke otak. Disini, otak mengubah dan menterjemahkan informasi yang diterima sehingga menghasilkan suatu perwujudan penglihatan. Mata tersusun atas tiga lapisan yaitu sklera, koroid, dan retina.

  •  Sklera
    Merupakan lapisan terluar dari mata yang berwarna putih. Sebagian besar sklera dibangun oleh jaringan fibrosa. Pada bagian sklera terdapat kornea, yaitu bagian mata yang transparan dan tersusun atas serabut kolagen. Kornea dapat dianggap sebagai jendela mata.

  • Koroid
    Koroid merupakan lapisan tengah yang tipis dan berwarna gelap. Lapisan ini banyak mengandung pigmen dan pembuluh darah. Pada bagian depan koroid, di belakang kornea terdapat suatu struktur yang disebut iris. Iris berbentuk bulat dan terdiri atas otot-otot sirkuler berpigmen. Warna kita ditentukan oleh pigmen pada iris. Iris mengatur ukuran pupil atau banyaknya cahaya yang masuk ke mata. Di bagian tengah iris terdapat suatu celah yang disebut pupil. Ukuran pupil dapat melebar atau mengecil. Ukuran pupil akan melebar jika mata memperoleh sedikit cahaya dan mengecil jika memperoleh cahaya yang kuat sehingga mengurangi cahaya masuk yang dapat merusak mata. Perubahan ukuran pupil tersebut ditentukan oleh kontraksi dan relaksasi otot-otot sirkuler pada iris.

    Pada bagian belakang iris terdapat lensa mata. Lensa mata berwarna bening dan berbentuk bikonkaf. Lensa melekat pada otot-otot bersilia melalui suatu ligament yang disebut ligament suspensoria. Otot-otot bersilia merupakan otot yang berfungsi mengubah bentuk lensa sehingga dapat memfokuskan cahaya pada retina. Perubahan bentuk retina disebut akomodasi. 


    Lensa membagi mata atas 2 ruangan terpisah, yaitu bagian depan lensa dan bagian belakang lensa. Ruang depan lensa diisi oleh cairan bening yang disebut aqueous humor atau cairan encer. Cairan ini di produksi setiap hari dalam jumlah kecil dan dikeluarkan melalui sebuah saluran. Pada penderita glukoma, saluran tersebut tersumbat sehingga menyebabkan penumpukan cairan di mata. Ruang belakang lensa berisi cairan transparan seperti jeli yang disebut vitreous humor atau cairan vitreous.
  • Retina
    Retina merupakan lapisan dalam dari mata yang mengandung fotoreseptor dan sel-sel saraf yang sensitif terhadap cahaya. Retina mengandung 2 macam fotoreseptor yaitu sel batang yang sangat sensitif terhadap cahaya, namun tidak bisa membedakan warna dan sel kerucut (konus) yang sensitif terhadap cahaya namun pada panjang gelombang yang berbeda. Pada tempat terang sel ini mampu membedakan warna.

    Pada retina terdapat bagian khusus yang disebut fovea. Fovea merupakan darah kecil tempat berkumpulnya sel-sel konus dan berfungsi tempat memfokuskan cahaya. Selanjutnya, serabut-serabut saraf sensorik dari mata membentuk optik saraf yang berfungsi mengirim impuls-impuls saraf ke otak. Bagian mata yang tidak mengandung reseptor disebut bintik buta. Jika cahaya jatuh pada bintik buta maka tidak ada pesan yang akan dikirim ke otak.

Mekanisme melihat
Kita dapat melihat suatu benda karena ada pantulan cahaya benda yang masuk ke mata. Secara garis besar, pantulan cahaya tersebut akan masuk ke mata secara berurutan, yaitu melalui kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor, dan akhirnya ditangkap oleh fotoreseptor di retina. Pantulan cahaya yang masuk diteruskan menembus lensa mata. Pada lensa mata terjadi perubahan bentuk sehingga memfokuskan cahaya pada retina. Dalam hal ini lensa melakukan perubahan bentuk dengan cara mencembung atau memipih. Pada retina terbentuk bayangan nyata, terbalik, dan lebih kecil daripada ukuran aslinya. Saat fotoreseptor di retina menerima rangsangan cahaya, impuls akan diteruskan kedalam optik ke pusat penglihatan di otak depan (lobus oksipital) sehingga menghasilkan suatu kesan yang sesuai dengan aslinya baik ukuran, warna maupun jarak dari objek. Selanjutnya pembalikan bayangan pada retina dilakukan di dalam pusat optik di otak sehingga membentuk kesan objek yang tidak terbalik.

  Indra Peraba


 Indra peraba pada manusia adalah kulit. Kulit sangat sensitive terhadap sentuhan panas, dingin, tekanan, rasa sakit (nyeri). Kulit memiliki beberapa reseptor sensorik, misanya berupa mekanoreseptor (mendeteksi sentuhan dan tekanan), nosireseptor (mendeteksi rasa sakit), dan termoreseptor mendeteksi perubahaan suhu panas dan dingin). Pada indra peraba umumnya terdapat dua macam ujung-ujung saraf pada reseptor yaitu reseptor berujung saraf bebas dan reseptor berselubung kapsul/selaput. Reseptor berujung saraf bebas terdapat di seluruh jaringan tubuh. Dan berfungsi mendeteksi rasa sakit. Reseptor dengan ujung berselubung/berselaput dapat berupa Korpuskel Meisner dan diskus merkel, berfungsi rangsangan sentuhan lunak. Korpuskel pacini mendeteksi rangsangn tekanan, korpuskel ruffini, mendeteksi rangsangan panas, dan korpuskel Krause mendeteksi rangsangan dingin. Semua reseptor khusus tidak terdistribusi secara merata pada kulit. Wilayah-wilayah kulit tertentu dapat saja jauh lebih peka dibandingkan wilayah-wilayah kulit lainnya terhadap suaru rangsangan. Misalnya, ujung jari dan bibir yang peka terhadap sentuhan, jauh lebih peka dibandingkan punggung tangan.

Indra Pendengaran
Indra pendengaran dan keseimbangan manusia adalah telinga. Telinga manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu teling luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar dan telinga dalam mengandung udara, sedangkan telinga dalam berisi dua macam cairan yaitu berupa perilimfe dan endolimfe.
  1. Telimga luar

    Telinga luar merupakan sebuah tabung terbuka pada bagian samping kepala dan masuk hingga mencapai gendang telinga. Bagian paling luar dari telinga luar merupakan bentuk pemanjangan dari kulit dan tulang rawan yang disebut daun telinga atau pinna. Pada manusia dan mamalia, daun telinga berguna untuk meningkatkan konsentrasi dan mengarahkan getaran kedalam telinga. Saluran luar yang dekat lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus serta cairan lilin yang berguna untuk mencegah kotoran masuk.


  2. Telinga tengah

    Telinga tengah dimulai dari gendang telinga (membran timpani) sampai ke jendela oval. Jendela oval merupakan sebuah membran yang terdapat di bawah tulang sanggurdi. Di antara membran timpani dan jendela oval terdapat tiga tulang kecil, yaitu tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus), dan tulang sanggurdi (stapes). Dari tulang-tulang kecil ini getaran dari membran timpani diteruskan ke telinga dalam melewati jendela oval. Telinga tengah di hubungkan dengan rongga mulut oleh Eustachius.


     
  3. Telinga dalam

    Telinga dalam terdiri atas tiga kanalis semisirkular (saluran setengah lingkaran),vestibulum dan koklea (rumah siput). Saluran setengah lingkaran dan vestibulum merupakan organ keseimbangan. Sedangkan koklea merupakan organ pendengaran. Pada penampang melintang koklea terdapat tiga macam saluran, yaitu saluran vestibulum, saluran koklea dan saluran timpani. Saluran vestibulum berhubungan dengan jendela oval, sedangkan saluran timpani berhubungan dengan jendela bundar menuju telinga tengah. Pada daerah puncak koklea, kedua saluran ini berhubungan satu sama lain dan berisi cairan perilimfe. Sementara itu, pada saluran koklea terdapat cairan endolimfe dan sel-sel rambut yang disebut alat korti. Alat korti dapat membentuk sinaps dengan saraf pendengaran sehingga getaran suara yang diterima akan diteruskan berupa impuls-impuls saraf ke otak.

Mekanisme mendengar :
Proses mendengar dimulai ketika getaran udara yang merupakan gelombang suara yang ditangkap oleh daun telinga dan masuk melewati saluran telinga hingga menggetarkan perangkat telinga. Getaran ini diteruskan ke tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Getaran pada tulang sanggurdi menimbulkan getaran pada jendela oval dan berlanjut dengan menghasilkan gelombang tekanan pada saluran vestibulum dan menuju saluran timpani melalui membran basilar. Akibatnya, membranebasilar bergerak naik turun sehingga sterosilia (mikrovili) dari sel-sel rambut melekat pada membran tektorial. Selanjutnya, impuls-impuls saraf mengalir melalui saraf koklea menuju batang otak dan menyebar pada daerah auditori dan korteks sebral. Kemudian otak mengolah dan menterjemahkannya sebagai suatu suara.

Mekanisme keseimbangan :
Proses keseimbangan dilakukan oleh saluran setengah lingkaran, saluran ini mampu mendeteksi gerakaan memutar kepala atau disebut keseimbangan rotasi. Selain itu, saluran setengah lingkaran juga mampu mendeteksi gerakan kepala tegak atau datar sehingga disebut keseimbangan gravitasi. Keseimbangan rotasi melibatkan tiga saluran setengah lingkaran yang saling membentuk sudut satu sama lainnya. Setiap bagian dasar dari kerangka saluran ini memiliki struktur agak membesar yang disebut ampula. Di dalam ampula terdapat sel-sel rambut yang tertanam didalam gelatin yang disebut kupula. Setiap ampula mampu mendeteksi gerak rotasi kepala. Pada saat cairan di dalam saluran setengah lingkaran mengalir, kupula bergerak sesuai dengan aliran arah cairan sehingga menimbulkan impuls-impuls saraf. Selanjutnya, impuls-impuls saraf mengalir melalui saraf vestibular menuju otak. Gerakan cairan ini di dalam saluran setengah lingkaran secara terus-menerus dapat menimbulkan rasa sakit.
Keseimbangan gravitasi tergantng pada untikulus dan sakulus, dua selaput kantung pada vestibulum. Kedua selaput kantong tersebut mengandung sel-sel rambut yang tertanam pada suatu gelatin yang disebut membrane otolitik. Pada membrane ini terdapat butiran kalsium karbonat, yang disebut otolit. Utrikulus sangat sensitive terhadap gerakan naik turun. Pada saat tubuh diam, otolit di dalam utrikulus dan sakulus berada di atas sel-sel rambut. Namun, pada saat kepala merunduk atau tubuh begerak tegak dan datar, posisi otolit berubah dan membrane otolit membengkok. Akibatnya, sel-sel rambut ikut membengkok, sehingga menimbulkan impuls-impuls saraf yang dikirim ke otak melalui saraf vestibular. Selanjutnya, otak menginterpretasikan impuls-impuls saraf tersebut untuk menentukan posisi kepala.

Indra Pengecap
Indra pengecap pada manusia adalah lidah, selain itu juga terdapat pada langit-langit lunak dan epiglotis. Indra pengecap merupakan kemoreseptor yang mendeteksi bahan kimia yang masuk melalui makanan dan minuman. 

Indera pengecap dibangun oleh struktur yang disebut kuncup pengecap (taste buds). Pada lidah kurang lebih terdapat 10.000 kuncup pengecap, yang tersebar di permukaan atas dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papilla. Kuncup pengecap tersusun atas sel pendukung dan sel pengecap yang bentuknya memanjang dan memiliki mikrovili. Pada mirovili terdapat reseptor molekul protein yang menyebabkan otak mengenali rasa manis, asin, pahit dan masam. Kuncup pengecap untuk masing-masing rasa terletak paada daerah yang berbeda.

Pada lidah terdapat empat pengecap dasar, yaitu rasa manis, masam, asin, dan pahit. Keempat pengecap dasar tersebut terletak merata di permukaan lidah. Bagian ujung lidah peka terhadap rasa manis, bagian pinggir peka terhadap rasa asin dan masam, pada bagian pangkal peka terhadap rasa pahit. Ciri rasa pada indera pengecap seringkali dipengaruhi oleh bau, tekstur, dan suhu. Misalnya minuman ringan atau es krim terasa lebih manis pada waktu hangat, dibandingkan pada waktu dingin.
  
Indra Pembau
Indra pembau dan indra pengecap merupakan suatu sistem kemoreseptor yang sangat peka. Indra pembau dibangun oleh jaringan jaringan epitel olfaktori. Sel olfaktori merupakan sel-sel saraf yang terdapat di dalam lapisan mukus/jaringan lendir jaringan epitel rongga hidung bagian atas. Sel reseptor olfaktori memiliki rambut-rambut olfaktori yang terbenam pada lapisan mukus. Rambut-rambut olfaktori merupakan penonjolan dari dendrit, sedangkan ujung yang lainnya berupa akson membentuk sinaps dengan sel saraf  lain di dalam bulbus olfaktori (otak). Pada rambut-rambut olfaktori terdapat protein reseptor bau.

Bau bahan kimia yang terhirup bersama udara (berupa gas) tidak langsung naik ke bulbus olfaktori, melainkan berdifusi di dalam lapisan mukus dan berikatan dengan reseptor pada dendrit. Selanjutnya, sel-sel reseptor olfaktori terangsang dan menimbulkan impuls-impuls saraf yang dikirim saraf olfaktori ke pusat penciuman (otak). Di otak informasi baru diolah atau diterjemahkan sehingga menimbulkan sensasi bau.
Otak dapat mengingat aroma tertentu, karena tabung olfaktori berhubungan langsung dengan pusat memori dan pusat emosi di otak. Misalnya, saat mencium bau parfum tertentu kita akan ingat pada seseorang yang pernah memakai parfum tersebut

No comments:

Post a Comment