Mendengar kata cabai, pasti hal yang terlintas di benak kita adalah kata pedas. Y cabai identik dengan rasa pedas dan hampir menjadi salah satu tambahan bumbu masak untuk makanan.Nah kali ini saya ingin bercerita tentang cabai.
Cabai dan keluarganya merupakan tanaman asal Amerika Tengah. Tepatnya berasal dari daerah Bolivia. Awalnya, cabai tumbuh liar dan penyebaran bijinya dibantu oleh bangsa burung (aves). Bangsa burung juga yang tanpa segaja melakukan penyerbukan silang dari beberapa varietas cabai yang ada disana hingga menjadi berbagai kultivar.
Masyarakat yang pertama memanfaatkan dan membudidayakan cabai adalah suku Inca di Amerika Selatan, suku Maya di Amerika Tengah, dan suku Aztek dari Meksiko pada tahun 2500 SM. Mereka menggunakan tanaman berbuah itu sebagai bumbu penyedap masakan.
Orang yang berjasa dalam penyebaran cabai adalah Christopher Colombus (1451-1506). Colombus adalah seorang pelaut Italia yang mendarat di Pegunungan Guanahani, yang kemudian dinamakan sebagai Pantai San Salvador di kepulauan Bahama, di Laut Karibia, pada tanggal 12 oktober 1942. Di benua itu ia menemukan penduduk asli banyak menggunakan buah merah menyala yang berasa pedas sebagai bumbu masak. Pada waktu itu, Colombus berlayar untuk menemukan pulau rempah-rempah di Kepaluan India atas dukungan Raja Ferdinand dan Ratu Isabella, Raja Castillia dari spanyol. Karena tersesat, secara tidak sengaja Colombus menemukan Benua Amerika, termasuk komoditas cabainya. Ia sempat melakukan tiga kali perjalanan ke benua baru tersebut. pertama ia berangkat dengan tiga kapal, yakni Santa Maria, Pinta dan Nina. dalam tiga kali pelayarannya ia melihat tanaman cabai telah dibudidayakan hampir seluruh tempat yang didaratinya. Ketika pulang, ia mencoba membawa segenggam biji-bijian baru, termasuk tomat dan jagung, untuk dipersembahkan kepada Raja dan Ratu Spanyol.